PT Pahala Bahari Nusantara merupakan sebuah perusahaan exporter tuna yang berdiri sejak tahun 2009 dan berkantor pusat di Jakarta Barat. Perusahaan ini bergerak dalam bisnis pengolahan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) dan cakalang (Katsuwonus pelamis) untuk menjadi beberapa produk, diantaranya adalah tuna precooked loin dan tepung ikan. Dalam upaya penerapan bisnis seafood yang berkelanjutan, perusahaan bertekad untuk menjalani program perbaikan perikanan Seafood Savers.
Sejak menjalani berbagai tahapan keanggotaan Seafood Savers tahun lalu, PT Pahala Bahari Nusantara perlahan namun pasti bergerak menuju implementasi Fisheries Improvement Program (FIP). Kerja sama FIP ini dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama Pra-Anggota pada bulan Juli 2018.
Hingga akhirnya pada 5 Oktober 2018 perusahaan dan WWF Indonesia menandatangani Perjanjian Kerja Sama Anggota Seafood Savers. Bertempat di Kantor WWF Indonesia, dokumen yang menjadi dasar bentuk kerja sama ditandatangani oleh Imam Musthofa, Direktur Marine and Fisheries WWF Indonesia, dan Herry Yanto, Managing Director PT Pahala Bahari Nusantara.
Dokumen ini menjadi pertanda bahwa PT Pahala Bahari Nusantara akan resmi memulai perbaikan aktivitas perikanan tuna sirip kuning dan cakalang dengan purse seine di Perairan Sulawesi Tenggara, yaitu Laut Flores (WPP 713), Laut Banda (WPP 714) dan WPP 715 (perairan Maluku dan Pulau Seram) sesuai dengan rencana aksi yang telah disepakati. Kerja sama antara perusahaan dan WWF ini mencakup pemenuhan prinsip keberlanjutan Marine Stewardship Councils (MSC).
“Kami sangat berterima kasih kepada WWF untuk arahannya dalam proses persiapan FIP purse seine untuk supply chain kami. Rencana aksi FIP yang telah dibuat akan kami mulai pada awal Januari 2019, tentunya dengan dukungan dari fasilitator FIP, WWF Indonesia dan stakeholder lain termasuk pemilik kapal dan Kementerian Kelautan dan Perikanan,” Herry Yanto, PT Pahala Bahari Nusantara.
Dengan masa keanggotaan lima tahun, tim WWF Indonesia akan mendampingi perusahaan dalam implementasi rencana aksi tahapan fishery improvement program dengan dukungan stakeholder lainnya. Pada prosesnya, WWF Indonesia akan melaporkan progress perusahaan secara berkala tiap enam bulan sekali, sehingga berbagai upaya perbaikan oleh perusahaan sesuai action plan FIP dapat terekam dan terlihat pergerakannya. WWF dan PT Pahala Bahari Nusantara percaya langkah dan tekad kuat untuk menjalani perikanan purse seine-nya dapat berbuah pada kesiapan untuk penilaian penuh dan kepemilikan sertifikasi MSC demi praktik perikanan tuna yang berkelanjutan.