Buyer (wholesaler, retailer, hotel and restaurant) sebagai pelaku dalam penyediaan hidangan olahan laut (seafood) dalam usahanya memiliki peran besar dalam mendorong konsumsi seafood yang ramah lingkungan. WWF-Indonesia melalui Seafood Savers terus mendorong komitmen para buyer untuk meningkatkan kebijakan pembelian seafood-nya dengan menjadi anggota Seafood Savers sebagai bagian dari dukungannya untuk berubah menjadi lebih baik.
Jika biasanya peserta yang diundang dalam diskusi upaya perikanan berkelanjutan terbatas pada level manajerial, pada 2018 Seafood Savers mulai mengundang pelaku utama dari proses penyajian seafood. Ialah chef atau juru masak dari restoran dan atau hotel serta instansi penyedia makanan olahan laut.
Sepanjang tahun 2018, Seafood Savers telah berkolaborasi dengan asosiasi chef atau Indonesian Chef Association (ICA) dan Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) melalui beberapa kegiatan di lima kota besar di Indonesia. Kegiatan kampanye dilakukan berkolaborasi dengan tim Signing Blue dan Panda Mobile mengambil tema “Peran Pelaku Usaha dalam Perikanan Berkelanjutan”. Kegiatan kampanye dilaksanakan di The Hook Restaurant dan The Café Jakarta, Golden Tulip Bali, Mercure Hotel Surabaya, Swiss-Belhotel Jakarta dan The Luxton Bandung dan Swiss-Belhotel Manado.
Agenda yang disampaikan dalam kegiatan-kegiatan tersebut mencakup informasi terkait program Seafood Savers secara umum, data stok status ikan di Indonesia, ukuran ikan matang gonad serta bagaimana peran buyer dan chef untuk menjaga keberlanjutan perikanan. Sebagai bagian dari brainstorming untuk mendukung kegiatan tersebut, Seafood Savers mengajak peserta melalui kegiatan diskusi kelompok untuk dapat memahami lebih luas proses pemilihan ikan, purchasing hingga pengolahan bahan pangan seafood yang baik dan ramah lingkungan.
Kolaborasi WWF-Indonesia bersama ICA dan IHGMA dalam beberapa kegiatan sosialisasi ini menunjukkan geliat pelaku bisnis terutama pada tingkat chef mulai mendukung upaya perwujudan tren konsumsi seafood yang berkelanjutan. Tentunya hal ini menjadi energi tambahan dalam percepatan proses perbaikan perikanan di Indonesia.