Fenomena praktik perikanan yang tidak bertanggung jawab menjadi salah satu urgensi WWF Indonesia dalam mendirikan platform Seafood Savers. WWF Indonesia menyadari bahwa untuk menangani fenomena tersebut tidak bisa hanya dilakukan di tingkat nelayan saja, tetapi juga harus dilakukan dengan memperhatikan para pihak yang terlibat dalam mengatur rantai produksi dan distribusi perikanan. Oleh karena itu, WWF Indonesia melalui Seafood Savers merangkul perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang perikanan baik secara langsung maupun tidak untuk melakukan praktik perikanan berkelanjutan.
[caption id="attachment_3225" align="alignleft" width="242"] © WWF / Richard Stonehouse. 12 October, 2010[/caption]Saat ini, Seafood Savers telah memiliki 21 anggota yang terdiri dari 12 perusahaan di bidang perikanan tangkap, 7 perusahaan di bidang perikanan budi daya (3 di antaranya telah mendapatkan sertifikasi) dan 2 perusahaan buyers. Dengan bergabung menjadi anggota, 21 perusahaan tersebut harus mengikuti program perbaikan untuk menuju sertifikasi Marine Stewardship Council (MSC), Aquaculture Stewardship Council (ASC) maupun Chain of Custody (CoC).
Untuk mencapai perikanan tangkap dan budidaya berkelanjutan, prinsip-prinsip yang digunakan dalam rencana kerja/action plan memiliki standar yang berbeda bergantung pada jenis perikanan dan komoditas. Secara umum, dalam program perbaikan perikanan tangkap (Fishery Improvement Project/FIP) terdapat 3 prinsip MSC meliputi; 1) Keberlanjutan stok; 2) Minimalisir dampak ekosistem; dan 3) Pengelolaan perikanan yang efektif, dimana dalam hal ini budidaya memiliki variasi prinsip untuk tiap komoditas, sedangkan perikanan budidaya beragam sesuai dengan spesifik jenis komoditasnya. Menjadi bagian dari proses monitoring, penilaian rencana kerja dilakukan setiap enam bulan melalui laporan program perbaikan FIP/AIP. Laporan ini dibuat berdasarkan workplan dan action plan perusahaan dengan mengacu pada standar prinsip yang sudah ditetapkan oleh MSC dan ASC. Secara sederhana, laporan progres perbaikan bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan perusahaan dalam menerapkan praktik perikanan berkelanjutan.Hal ini menjadi penting karena laporan progres perbaikan menjadi acuan bagi para pihak terutamanya perusahaan anggota Seafood Savers. Laporan tersebut secara rutin diunggah pada website Seafood Savers sehingga publik dapat mengunduh dan melihat laporan progres perbaikan berdasarkan perusahaan maupun komoditas yang didaftarkan.
Di sisi lain, laporan progres perbaikan dapat menjadi penilaian untuk melihat komitmen perusahaan sebagai anggota Seafood Savers. Komitmen perusahaan untuk melakukan praktik perikanan berkelanjutan tidak hanya dilihat ketika perusahaan sudah secara resmi menjadi anggota, tetapi juga ketika perusahaan sudah berhasil menerapkan standar prinsip perbaikan. Dengan demikian, laporan progres perbaikan dapat menjadi suatu tool untuk melihat perkembangan perusahaan dan komitmennya dalam menerapkan praktik perikanan berkelanjutan.