Penilaian kelesarian sumberdaya ikan yang dahulu hanya didasarkan pada parameter ekonomi sebagai indikator, kini seiring dengan perubahan paradigma pembangunan menuju ke arah pembangunan berkelanjutan, penilaian kelesarian sumberdaya ikan mencakup lebih banyak aspek selain ekonomi semata. Interaksi aspek-aspek tersebut menjadi indikator bagi keberlanjutan usaha perikanan penangkapan. Beberapa aspek tersebut antara lain adalah aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, etika dan kelembagaan. Upaya memanfaatkan sumber daya ikan secara optimal, berkelanjutan, dan lestari merupakan tuntutan yang sangat mendesak bagi sebesarnya-besarnya kemakmuran rakyat, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya ikan, pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha. Sudah saatnya, pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan domestik perlu dilakukan secara lestari dan keberlanjutan. Bukan perkara yang mudah menuju perikanan berkelanjutan, diperlukannya dukungan dari seluruh elemen guna menggairahkan potensi produk berkelanjutan di pasar domestik.
[caption id="attachment_3437" align="aligncenter" width="840"] © WWF-ID / Arif Fajar SUlistyo[/caption]Dalam upaya mendukung penuh Indonesia menuju perikanan berkelanjutan, pada tanggal 12 Februari 2020 dilaksanakan roundtable discussion yang diselenggarakan oleh SFP, WWF Indonesia, WCS, MSC dan Yayasan Lini serta didukung penuh oleh DITJEN PDSPKP KKP (Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan) dengan ikut menghadirkan pihak ritel/grosir. Pelaksanaan kegiatan roundtable discussion yang mengusung tema “domestic market and supply chain towards sustainable fisheries” mencakup dua poin utama; upaya penguatan pelaku usaha perikanan di pasar domestik menuju perikanan berkelanjutan dan mendiskusikan isu-isu dan tantangan yang dihadapi produk perikanan berkelanjutan (sustainable) di pasar domestik.
Roundtable discussion dihiasi dengan sesi pemaparan singkat yang menyajikan perspektif oleh masing-masing perwakilan perihal pasar domestik dan perikanan berkelanjutan. Kegiatan ini pun menjelaskan info terkini tentang situasi di lapangan, kebijakan dan solusi yang ditawarkan mengenai perikanan berkelanjutan.
Mewakili Direktur Pemasaran DITJEN PDSPKP,Artati Widiarti menyampaikan apresiasi dan aspirasinya, “KKP menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh mitra pendukung pemerintah telah mengadakan agenda roundtable discussion, sehingga dapat menjadi wadah pemerintah dalam mendengar opini dan kritikan yang membangun guna mewujudkan perikanan berkelanjutan di Indonesia”. Pada kesempatan ini KKP turut menyampaikan program strategis Peningkatan Konsumsi Ikan yang terdiri atas; Sinergi kegiatan GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan), peningkatan nilai tambah produk, peningkatan akses pemasaran domestik, pengembangan sarana dan prasarana serta partisipasi publik. Menekankan program GEMARIKAN dan figur-figur yang dinilai strategis dalam penguatan komunitas FORIKAN (Forum Peningkatan Konsumsi Ikan) diyakini dapat mendorong roda perekonomian usaha perikanan di pasar domestik khususnya produk berkelanjutan yang diharapkan dapat terus di dongkrak.
Namun, hasrat Indonesia dalam mewujudkan praktik perikanan berkelanjutan guna diterapkan dari hulu ke hilir rupanya menemui hambatan, diantaranya ketersediaan produk seafood berkelanjutan yang sulit diperoleh dan memiliki harga yang relatif lebih tinggi. Lokasi pemasok ikan yang mayoritas berlokasi diluar pulau Jawa merupakan salah satu beban yang berdampak pada tingginya harga produk. Adapun dalam prosesnya untuk memperoleh produk tersebut, faktor jumlah stok yang tak menentu atau sulitnya terpenuhi jumlah permintaan stok hingga menjadi kendala lain.
Sebagai fase menuju perikanan berkelanjutan, kendala dan problematika yang ada harus dijadikan acuan dalam membentuk strategi. Langkah awal yang dapat dilakukan yaitu dengan mendukung pemasok ritel ataupun hotel menuju FIP untuk komoditas terpilih. Diharapkan dengan adanya sinergi yang baik dari hulu sampai hilir, dapat meningkatkan implementasi FIP kepada pelaku usaha perikanan secara nasional. Menumbuhkan usaha yang berkelanjutan, peduli lingkungan dan menonjolkan produk berkelanjutan di dalam negeri.