Perikanan di Indonesia menjadi salah satu sektor yang tidak luput dari dampak merebaknya pandemi Covid-19. Kebijakan Pemerintah Indonesia untuk meredam penyebaran pandemi dengan melakukan karantina wilayah telah memberikan pukulan yang cukup berarti bagi sektor perikanan tangkap dan budidaya di Indonesia. Para nelayan di berbagai daerah di Indonesia seperti di Kendal (Jawa Tengah),Muara Angke (Jakarta) hingga Serdang Bedagai (Sumatera Utara), mengeluhkan rendahnya harga ikan hasil tangkapan mereka. Hal ini disebabkan karena banyak pabrik pengolahan dan tempat pelelangan ikan yang terkendala masalah logistik atau bahkan ditutup demi mengikuti anjuran pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran wabah Covid-19.
Pukulan pandemik membuat para nelayan terpaksa menjual hasil tangkapan mereka dengan harga sangat murah. Seperti di Kendal, Jawa Tengah, ikan yang biasanya dijual ke pabrik seharga Rp. 40.000/kg, kini dijual ke masyarakat dengan harga berkisar Rp.15.000- Rp.20.000/kg. Kesulitan yang sama juga dialami oleh kelompok nelayan di Kepulauan Seribu DKI Jakarta. Harga cumi laut yang biasanya dijual Rp. 80.000/kg kini hanya dihargai Rp. 40.000/kg. Tidak adanya pilihan membuat nelayan mengambil risiko harga dibandingkan risiko hasil tangkapan rusak dan tentunya berdampak pada harga yang akan semakin rendah.
Secercah harapan muncul di tengah kesulitan yang dihadapi oleh nelayan skala kecil di berbagai daerah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui rilis di news.kkp.go.id menyatakan bahwa ekspor hasil perikanan Indonesia sepanjang Januari hinggaMaret 2020 mengalami kenaikan[i]. Ini disebabkan karena pembatasan perdagangan ke China di awal tahun 2020, telah mendorong pelaku usaha perikanan di Indonesia untuk mencari pasar baru bagi produk-produknya. Pasar Amerika Serikat dan Eropa kini telah menjadi arah ekspor terbesar untuk komoditi Udang dan TTC (Tuna- Tongkol-Cakalang) dari Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa nilai ekspor hasil perikanan Indonesia pada bulan Maret 2020 mencapai 427,71 juta dolar AS, meningkat 6,34 persen dibanding ekspor di bulan sebelumnya. Sementara itu nilai ekspor kumulatif pada triwulan pertama 2020 mencapai 1,24 miliar dolar AS dengan total volume ekspor mencapai 295,13 ribu ton[ii].
Pemerintah dalam hal ini KKP juga terus berupaya untuk meredam dampak ekonomi akibat wabah Covid-19. Menteri KKP, Edhy Prabowo, dalam Rapat Kerja Vitual dengan Komisi IV DPR RI, menyatakan bahwa KKP akan melakukan relokasi anggaran sebesar Rp. 483,74 miliar untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang terimbas pandemi virus Covid-19. Ia juga mengusulkan enam paket stimulus ekonomi untuk sektor kelautan dan perikanan.
Pandemi Covid-19 memang telah memberikan tantangan dan kesulitan bagi semua pihak, baik itu nelayan, pembudidaya, industri, pemerintah dan stakeholder lainnya. Namun dengan upaya bersama dari semua lini di sektor kelautan dan perikanan, mari kita optimis. Semoga dampak ekonomi yang ditimbulkan dari merebaknya pandemi ini dapat kita lalui bersama, ya Seavers.!
[i] News.kkp.go.id. Ekspor Perikanan Naik di Tengah Pandemi Covid-19. 23 Maret 2020, diakses dari https://news.kkp.go.id/index.php/ekspor-perikanan-naik-di-tengah-pandemi-covid-19/ [ii] Data Badan Pusat Statistik Indonesia