Dalam rangka meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia yang memberikan manfaat bagi kerberlanjutan sumber daya laut, salah satu upaya dukungan peningkatan aksesibilitas pemasaran hasil perikanan adalah dengan memberikan dukungan penguatan kapasitas pelaku usaha produk laut (ritel, perusahaan produk makanan) di dalam negeri. Program pengembangan pasar berkelanjutan melalui penguatan Rantai Pengawasan atau Chain of Custody (CoC) Marine Stewardship Council yang dilakukan secara kolaboratif dengan industri perikanan memegang peranan penting sebagai salah satu factor penting dalam mencapai tujuan dimaksud.
Pada 29-30 Juli 2020, Seafood Savers WWF-Indonesia bersama Marine Stewardship Council menyelenggarakan pelatihan online mengenai Standar Rantai Pengawasan (CoC) MSC Versi Baku 5.0. Pelatihan ini memiliki tujuan membekali peserta dengan pengetahuan yang dibutuhkan dalam pemenuhan standar dalam upaya memperoleh sertifikasi CoC MSC maupun pelaksanaan audit CoC. Adapun materi yang diberikan kepada peserta bertujuan untuk memenuhi indikator kelayakan yang mencakup pembahasan seputar prinsip dasar standar CoC, indikator penilaian, ketelusuran produk dan manajemen rantai suplai, serta proses sertifikasi MSC dan CoC.
[caption id="attachment_3561" align="aligncenter" width="840"] Dokumentasi Pembukaan Acara Pelatihan Daring Standar Dan Persiapan Audit Rantai Pengawasan CoC / ©WWF-Indonesia/Arif Fajar Sulistyo[/caption]Peserta pelatihan yang berjumlah 23 orang berasal dari berbagai latar belakang, seperti perwakilan dari produsen mitra Seafood Savers, akademisi, buyer dan sejumlah DKP Provinsi di Indonesia.
Pelatihan dibuka oleh Head of Marine and Fisheries Program WWF Indonesia – Dr Imam Musthofa Zainudin, dalam sambutannya beliau menyampaikan “Pada kesempatan ini Bapak/Ibu sekalian dari universitas maupun pemerintah daerah dan ataupun juga pebisnis dapat mulai memahami tentang CoC, sehingga siapapun yang mau menuju sertifikasi dapat saling bahu membahu. Saya juga berharap, akan semakin banyak Asesor dan Auditor yang tersedia di Indonesia sehingga meminimalkan biaya yang dibutuhkan untuk sertifikasi. Mekanisme Seafood Savers, yang sudah hampir dari 10 tahun lahir bisa membawa program produk seafood menjadi kendaraan bagi para pebisnis di Indonesia agar sumber daya ikan yang menjadi produk bisnisnya dapat diproduksi secara berkelanjutan.”
[caption id="attachment_3562" align="alignleft" width="300"] Aktivitas Kuis Pelatihan - Salah satu peserta mempresentasikan hasil lembar aktivitasnya dalam membuat alur ketelusuran produk seafood dari mulai keterangan penangkapan oleh nelayan hingga sampai ke konsumen. / ©WWF-Indonesia/Arif Fajar Sulistyo[/caption]Hari pertama pelaksanaan acara pelatihan, pemateri utama, Hirmen Syofyanto selaku Program Director MSC Indonesia memaparkan materi yang mencakup pembahasan terkait pengenalan MSC, ketelusuran produk, menjamin otentifikasi produk dan aspek ketelusuran. Sesi berjalan sangat dinamis, hal ini ditunjukkan dengan hadirnya pertanyaan kritis dari peserta mengenai topik pembahasan yang dipaparkan oleh pemateri.
Dalam Pelatihan Daring Standar dan Persiapan Audit Rantai Pengawasan CoC, peserta tidak hanya mendapatkan presentasi materi saja, melainkan terdapat aktivitas kuis disela-sela sesi presentasi materi maupun ketika pemaparan materi sudah usai. Hal ini bermanfaat sebagai kilas balik terhadap apa yang telah peserta pelajari dan pahami, sekaligus menjadi tolak ukur pemahaman peserta.
[caption id="attachment_3563" align="alignright" width="300"] Pemarapan kelompok hasil diskusi terkait persiapan audit CoC Perusahaan / ©WWF-Indonesia/Arif Fajar Sulistyo[/caption]Pada hari kedua pelatihan, materi yang diberikan mulai menjadi lebih kompleks dan detail. Materi merujuk pada pembahasan ranah teknis seperti proses sertifikasi dan auditing (pemeriksaan, peninjauan, uji ketelusuran, penemuan ketidaksesuaian, pemeliharaan sertifikasi dsb), penjelasan menjadi MSC Techinal Consultant, serta 5 prinsip utama CoC. Selaras dengan pelatihan hari pertama, hari kedua turut diisi dengan aktivitas kuis, dan peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk melakukan perencanaan pelaksanaan audit sebuah perusahaan, peserta harus merembukan secara bersama terkait langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam melaksanan audit. Aktivitas ini didampingi oleh fasilitator yang berasal dari tim WWF-Indonesia dan MSC agar peserta mendapatkan gambaran awal mengenai aktivitas yang mereka kerjakan.
Sebelum penutupan, peserta menyampaikan kesan dan pesan tentang pelaksanaan Pelatihan Daring Standar Dan Persiapan Audit Rantai Pengawasan CoC yang telah mereka lakukan selama 2 hari ini.
“Kami dari NTT baru pertama kali mengikuti kegiatan semacam ini, pelatihan ini memang sangat bagus dan mungkin ke depannya kalau ada pelatihan-pelatihan seperti ini kita dapat diinformasikan sehingga tidak saya saja yang ikut, barangkali dinas teknis yang lain maupun dinas provinsi yang lain dapat ikut serta dalam kegiatan semacam ini. Hal ini juga sebagai informasi bagi kami di Dinas Kelautan dan Perikanan agar terus mengikuti perkembangan isu tentang keterlacakan produk perikanan kedepannya” ujar salah satu peserta, Anakletus Tese, S.Pi selaku Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT.