IAM Be U Praktikan Zero Fish Waste Pada Proses Pengolahan Ikan
Industri perikanan dapat menghasilkan sejumlah besar produk sampingan yang tidak digunakan setiap tahun dan berakhir sebagai sampah atau limbah. Sisa proses produksi berupa produk sampingan (byproduct) yang tidak digunakan untuk hasil jadi produksi ini jika menjadi sampah akan berakhir di tempat pembuangan akhir dan menumpuk. Jenis-jenis produk sampingan dari industry perikanan bisa meliputi cangkang, sisik, kulit, kepala, tulang, sumsum, dan masih banyak lagi. Jika tidak ditanggulangi dengan baik, produk sampingan ini dapat mencemari lingkungan dan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Maka dari itu, industri perlu mengelola sampah dan produk sampingan dengan baik dengan cara pemanfaatan kembali (reuse, recycle) sehingga menjadi produk yang memiliki nilai tambah. PT Iambeu Mina Utama (PT IAMBEU), salah satu anggota Seafood Savers, merupakan salah satu unit pengolahan ikan yang melakukan upaya-upaya zero fish waste.
PT IAMBEU memproses dua kategori hasil perikanan, yakni hasil perikanan budidaya dan hasil perikanan tangkap dari jenis ikan pelagis hingga ikan demersal. Produk utama yang disediakan oleh PT IAMBEU berupa filet dan daging (loin) ikan yang dijual ke pasar lokal (seperti hotel dan restoran di Bali), maupun yang diekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Australia, Hong Kong, Jepang, dan Taiwan. Hasil dari pengolahan produk sampingan dijual atau dikembalikan kepada pihak-pihak yang sudah bermitra dengan PT IAMBEU.
Produk sampingan yang dihasilkan PT IAMBEU meliputi kepala ikan, tulang, tetelan, sisik, sumsum, sirip dada, dan bagian daging pipi ikan tuna. Beberapa produk sampingan dijual kembali di toko yang dikelola PT IAMBEU, yakni IAMBEU Fish Market, sedangkan beberapa yang lainnya dijual ke pelaku bisnis yang bekerja sama dengan industri rumahan untuk kemudian diolah kembali menjadi produk yang bernilai jual. Makanan olahan yang berasal dari produk sampingan produksi PT IAMBEU antara lain, kerupuk rambak ikan, urutan ikan (sosis dengan bumbu khas Bali), dan bakso ikan. Perusahaan yang memiliki slogan “Tat Tvam Asi” yang berarti Aku Adalah Kamu, menerapkan praktik zero fish waste sebagai bagian dari sikap perusahaan dalam menerapkan slogannya yang memperhatikan kebaikan bersama. Harapannya tidak ada pihak yang dirugikan dari produksi atau pengolahan ikan, baik pihak masyarakat maupun lingkungan.
Sebagai contoh, pada pemrosesan ikan kakap, sisik dan tulangnya dijual kembali ke industri kerajinan, sedangkan bagian jeroan ikan akan disalurkan kepada pengepul untuk dijadikan sebagai pupuk hingga pakan ikan. Dalam wawancara singkat dengan Seafood Savers, Direktur Utama dari PT IAMBEU, I Gusti Arya Eman Himawan, mengungkapkan bahwa pelanggan tetap dari jenis produksi ini berasal dari kalangan pengepul lokal, sehingga produk sampingan menjadi bermanfaat bagi masyarakat lokal. “Produk sampingan kita kembalikan ke masyarakat bisa dalam bentuk pupuk atau tepung ikan sebagai pakan untuk ikan-ikan yang dibudidayakan,” ungkapnya.
Praktik produksi zero fish waste tidak hanya menjadi tanggung jawab perusahaan terhadap kebersihan lingkungan, tetapi juga sebagai upaya pemanfaatan barang yang masih memiliki nilai jual. Produk-produk sampingan ini perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin. Selain itu, banyak permintaan konsumen tertentu yang secara khusus memandang produk sampingan sebagai ‘permata tersembunyi’, seperti daging pipi tuna yang dianggap sebagai kelezatan dalam industri sushi dan sumsum tulang ikan yang mengandung kolagen sangat diminati oleh industri kecantikan. Hal ini menunjukkan bahwa betapa berharganya satu produksi ikan jika diolah dengan baik dan benar.