(SEMARANG, 16 SEPTEMBER 2021) Gaung perikanan berkelanjutan terus disiarkan kepada masyarakat yang terlibat di dalam industri perikanan. Hal ini dimaksudkan agar aktor industri perikanan tak lengah dalam mengelola aktivitas perikanannya ke arah yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Sebagai bentuk upaya kontinyu dalam audiensi tersebut, beberapa institusi non pemerintah (LSM) yang berfokus pada isu perikanan berkelanjutan kerap kali melakukan diskusi terbuka yang melibatkan perusahaan, pemerintah, masyarakat umum, serta sesama kalangan LSM. Salah satunya adalah Yayasan TAKA (https://taka.or.id/), sebuah LSM konservasi laut dan perikanan berkelanjutan, yang baru saja mengadakan kegiatan bernama Kelas TAKA bertemakan Peluang Bisnis Perikanan Berkelanjutan bersama Seafood Savers, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan PT Cassanatama Naturindo.
Dalam kelas tersebut, peserta dibantu untuk menjajaki potensi yang didapat dari suatu investasi perikanan berkelanjutan. Dikutip dari pemaparan Dr. Ir. Besweni, M.Si, perwakilan Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan – KKP, perikanan berkelanjutan dapat dicapai dengan pendekatan usaha perikanan yang pengelolaannya dilakukan secara terukur, khususnya pada bidang usaha perikanan tangkap. Tujuan dari pendekatan ini tak lain adalah tujuan utama praktik perikanan berkelanjutan itu sendiri, yakni memberikan ruang bagi sumber daya ikan untuk memperbarui ketersediaannya. Selain itu, usaha penangkapan ikan yang terukur dapat menarik minat investasi masyarakat lokal hingga internasional. Kedua keuntungan ini adalah potensi dari segi makro.
Seafood Savers turut mengedukasi masyarakat dan pengusaha perikanan tentang apa yang dapat dunia usaha lakukan dalam mengimplementasikan perikanan berkelanjutan. Pengusaha dapat menerapkan panduan praktik perikanan berkelanjutan seperti yang dimuat dalam Panduan Praktik Perikanan Yang Baik (Better Management Practices, red) dan mengacu pada peraturan pemerintah. Tak hanya itu, pengusaha juga dapat berjejaring dengan masyarakat lokal, LSM, dan sesama pelaku usaha lainnya. Kerja sama antarpihak dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dalam mewujudkan praktik perikanan yang berkelanjutan. Dari segi bisnis, berjejaring juga dapat mengantar pengusaha ke pintu akses pasar yang baru.
Sebagai upaya lanjutan, pengusaha dapat melegitimasi praktik perikanan berkelanjutannya dengan mendapatkan sertifikat ekolabel. Seafood Savers membantu mitra anggota dalam mengenal apa dan bagaimana proses mendapatkan sertifikasi ekolabel ASC dan MSC. Ekolabel dapat membantu konsumen lebih mudah mengenal dan membeli produk perikanan berkelanjutan. Sertifikat ekolabel belakangan ini juga marak menjadi suatu persyaratan bisnis untuk menembus akses pasar tertentu, terutama pasar luar negeri. Namun, jika pengusaha belum mampu mengupayakan peraihan sertifikasi ekolabel, pengusaha tetap dapat menerapkan praktik perikanan berkelanjutan melalui kerja sama dengan masyarakat lokal dengan ketelusuran sumber perikanannya yang jelas dan tersegregasi.
“Pengusaha muda dapat memulai bisnis perikanan dari hal kecil dahulu. Seperti dengan menjual tangkapan dari nelayan maupun pembudidaya skala kecil yang sudah menerapkan praktik perikanan yang berkelanjutan ke pasar lokal,” ujar Siti Yasmina Enita, perwakilan Seafood Savers pada diskusi terbuka Kelas TAKA. Lanjutnya, jika penyuplai produk (nelayan dan pembudidaya) belum menerapkan praktik berkelanjutan, pengusaha dapat memberikan pelatihan dan sedikit demi sedikit untuk memperbaiki operasional perikanannya.
Diskusi ditutup dengan berbagi ilmu dari Ardley Widjaja, PT Cassanatama Naturindo, yang menerapkan Program Perbaikan Perikanan dalam aktivitas penangkapannya. Perusahaan menyampaikan bahwa meski nilai perbaikan praktik perikanan cukup besar, hal tersebut dirasa menjadi investasi untuk peluang bisnis yang lebih luas. Sebab, banyak pembeli dari pasar luar negeri yang meminta produk perikanan berkelanjutan. Hal tersebut adalah peluang utama yang didapat perusahaan dalam model bisnis perikanan berkelanjutan. Selain itu, Ardley juga menambahkan bahwa perikanan berkelanjutan membantu menjaga kestabilan biaya produksi. “Kalau sembarangan dalam (menangkap ikan), stok ikan di laut jadi susah. Biaya produksi jadi semakin mahal,” tambahnya.