PT Matsyaraja Arnawa Stambhapura (PT MAS) merupakan perusahan processing ikan segar yang berada di kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. PT MAS bergabung dalam keanggotan Seafood Savers sejak 27 Mei 2021 untuk mengimplementasikan program perbaikan perikanan. Guna memberikan gambaran dan pemahaman lebih mendalam terhadap program perbaikan perikanan kepada PT MAS dan mitra terkait yang terlibat baik di Provinsi Kupang maupun Nasional Yaysan WWF Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Kapasitas MSC Tingkat I dan Rantai Pengawasan atau Chain of Custody (CoC).
Pelatihan dilaksanakan secara daring melalui platform zoom meeting pada tanggal 9-10 Agustus 2022 dengan dukungan dari Marine Stewardship Council (MSC) Indonesia, Direktorat Pengelolaan Sumber Daya Ikan – Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelatihan dihadiri oleh 35 orang yang berasal dari berbagai latar belakang seperti Perusahan ikan, Akademisi, NGO dan Pemerintah.
Pelatihan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa dan sambutan-sambutan yang disampaikan dari Imam Mustofa Zainudin (Yayasan WWF Indonesia), I Gusti Arya Agung Sudiksa (PT MAS), dan Anakleteus Tese (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur) yang sekaligus membuka kegiatan pelatihan. Dalam sambutannya, Imam menyampaikan sertifikasi perikanan MSC penting dilakukan dengan harapan akan meningkatkan stok dengan memfilter laju penangkapan yang bertanggungjawab sehingga pemenuhan pasar mengenai produk perikanan tetap terpenuhi.
Gambar 1. Imam Mustofa Zainudin - Direktur Program Kelautan dan Perikanan Yayasan WWF Indonesia sedang menyampaikan pengarahan dan sambutan kegiatan
Materi pelatihan disampaikan oleh Hirmen Syofyanto selaku Program Director MSC Indonesia dan Bapak Anthony Alvin selaku Fisheries Manager Indonesia and SE Asia MSC Indonesia. Materi pelatihan hari pertama membahas tentang Pengenalan Standar Perikanan MSC Tingkat 1. Dalam pemaparannya, Hirmen memaparkan materi terkait Perikanan dan permasalahannya, Program sertifikasi dan ekolabel MSC, Standar perikanan MSC, Ruang lingkup, Prinsip dan Unit, Proses Penilaian, Baku Pohon Penilaian, Kerangka Berbasis Risiko, dan Perangkat Perbaikan Perikanan MSC.
Terdapat 3 prinsip penilaian sertifikasi MSC yaitu, stok berkelanjutan, dampak perikanan terhadap lingkungan dan pengelolaan perikanan yang efektif dengan 28 indikator penilaian dalam 3 prinsip tersebut. Pelatihan ini semakin menarik dengan adanya diskusi kelompok pada breakout room untuk membahas mengenai unit penilaian dan unit sertifikasi serta rencana aksi yang akan dilakukan dalam proses mencapai sertfikasi MSC.
Gambar 2. Anthony Alvin dari MSC Indonesia sedang memaparkan Prinsip Sertifikasi MSC
Pelatihan hari kedua difokuskan untuk membahas Standar Rantai Pengawasan MSC dan memberikan gambaran perusahaan dalam mempersiapkan audit sertifikasi di rantai pasok produk berkelanjutan. Materi yang disampaikan mencakup Standar CoC-MSC Versi Baku 5.0 dan tantangannya, Pihak yang membutuhkan CoC, MSC-CoC dan Ketertelusuran, Tiga Versi Standar CoC, 5 prinsip CoC, Audit dan Proses Sertifikasi, Perizinan Merek Dagang MSC, Pemeliharaan Sertifikasi, Penggunaan Dokumen Checklist Audit dan Peran pemerintah dalam ketertelusuran produk. Tiga versi standar CoC adalah Baku, Group dan Consumer-Facing Organization sedangkan 5 prinsip CoC adalah produk bersertifikat dibeli dari pemasok bersertifikat, produk bersertifikat dapat diidentifikasi, produk bersertifikat dipisahkan, dapat ditelusuri dan volumenya tercatat dan sistem perusahaan mememuhi standar. Sama seperti pada materi hari pertama, pada hari kedua perserta juga berdiskusi kelompok untuk membahas proses audit yang akan dilakukan pada perusahaan.
Sebelum penutupan, peserta menyampaikan kesan dan pesan dalam mengikuti Pelatihan Pengembangan Kapasitas MSC Tingkat I dan Rantai Pengawasan yang telah dilaksanakan secara daring selama 2 hari ini.
“Setelah mengikuti pelatihan selama dua hari ini, manfaat yang saya dapat adalah ilmu yang bertambah tentang apa itu Sertifikasi MSC dan Rantai pengawasan CoC sehingga kedepannya kita tahu apa saja yang harus dipersiapkan untuk menuju ke sertifikasi MSC dan CoC tersebut. Suatu kebanggan bisa menjadi bagian dari acara ini,” ujar Breva Rizki Nugraha selaku General Manager PT Matsyara Arnawa Stambhapura.
Penutupan pelatihan dilakukan oleh Stefani, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur, “Mari kita rapatkan barisan tidak hanya pada pelatihan ini tapi untuk kerja-kerja kelautan perikanan lainnya yang akan datang.”
Gambar 3. Pelatihan Pengembangan Kapasitas MSC Tingkat I dan Rantai Pengawasan (CoC)