Sejak tahun 1970, popularitas ekolabel meningkat seiring dengan mendesaknya situasi keamanan pangan dan ketersediaan sumber daya yang makin menipis. Al Gore (2014) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang perlu diperhitungkan dalam melakukan aktifitas sehari-hari adalah percepatan pertumbuhan yang tidak berkelanjutan, baik dari segi peningkatan populasi di kota-kota besar, konsumsi sumber daya, suplai air, dan hal lain, termasuk output ekonomi yang diukur dan dipandu oleh metric absurd yang diterima secara universal, yang membutakan kita terhadap kerusakan yang dapat disebabkan oleh pilihan-pilihan yang kita buat, Semua hal tersebut merupakan salah satu pendorong partisipasi WWF-Indonesia untuk berkontribusi dalam Asian-Pacific Aquaculture 2016 (APA 2016) yang diselenggarakan di Grand City Surabaya . Acara yang diselenggarakanoleh World Aquaculture Society ini melibatkan ratusan pelaku aktifitas budi daya, baik dari produksi mau pun teknologi budi daya air laut, dan air tawar. Berlangsung selama 4 hari, dari tanggal 26 April - 29 April 2016, acara ini juga dijamu oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebagai tuan rumah. Selain sebagai sarana diskusi bagi para pelaku industri untuk memperluas jaringan bisnisnya, APA juga merupakan sumber pembelajaran bagi semua pihak yang tertarik untuk menggali informasi terkait perikanan akuakultur melalui materi edukasi yang dibawakan oleh sumber-sumber dengan latar belakang yang kredibel. Tepatnya, pada hari kedua dari acara tersebut, WWF-Indonesia, memberikan sebuah presentasi yang berjudul “SEAFOOD SAVERS: A GATEWAY TOWARDS GLOBAL SUSTAINABLE AND RESPONSIBLE AQUACULTURE CERTIFICATION.”, yang dibawakan oleh Niki Nofari selaku Seafood Savers Coordinator. Sesi presentasi ini disponsori oleh WWF-Indonesia dan PT. Bank Rabobank Internasional Indonesiauntuk membahas sekilas mengenai tren-tren akuakultur meliputi tantangan dan potensi yang dihadapi, peran WWF dan Aquaculture Stewardship Council (ASC) dalam praktik perikanan sebagai sebuah solusi bagi bisnis, masyarakat dan lingkungan. Niki juga menjelaskantentang Seafood Savers sebagai mekanisme jembatan yang dapat mendorong tercapainya praktik akuakulturyang berkelanjutan. Menuju Praktik Perikanan Berkelanjutan menggunakan Ekolabel ASC Aquaculture Stewardship Council (ASC), adalah sebuah ekolabel yang bergerak di bidang budi daya yang didirikan pada tahun 2010 oleh WWF dan Dutch Sustainable Trade Initiative sebagai badan sertifikasi. Melalui label konsumennya, ASC mempromosikan produk bersertifikat yang dibudidayakan secara bertanggung jawab, di pasar global. Seafood Savers, percaya bahwa ekolabel dapat mendorong perubahan nyata di lapangan melalui serangkaian aktifitas pendampingan teknis dan perbaikan praktik maupun manajemen. Seafood Savers dapat mendorong bisnis dan industri untuk menjadi berkelanjutan dan bertanggung jawab, untuk mencapai sertifikasi ekolabel seperti ASC. Peserta presentasi mengekspresikan kepedulian mereka melalui beberapa pertanyaan terkait pasar global dan sertifikasi itu sendiri, seperti urgensi ekolabel dalam praktik perikanan atau peran serta Seafood Savers di dalam pembentukan industri perikanan yang berkelanjutan, Beberapa juga menghampiri booth Seafood Savers-WWF Indonesia pada acara tradeshow dari APA 2016. Pada kesempatan eksibisi ini, pihak WWF-Indonesia membawa serta panduan-panduan Better Management Practices (BMP) dari komoditas budi daya prioritas WWF-Indonesia. [caption id="attachment_225" align="alignnone" width="3264"] © Anindita Sekar Jati/ WWF-Indonesia[/caption] Demi kesejahteraan kehidupan bagi seluruh spesies, prinsip-prinsip keberlanjutan perlu diintergrasikan ke dalam praktik perikanan. Dengan keberadaaan sertifikasi, public sentiment akan pentingnya partisipasi mereka sebagai bagian dari pasar global yang menyetir masa depan dari keberlanjutan sumber daya, dapat terdorong, untuk mewujudkan masa depan bagi, tidak hanya industry perikanan dan budi daya, semua penghuni planet bumi. Seafood Savers, sebagai sebuah usaha untuk memperbaiki praktik perikanan dan budi daya, akan terus mendorong tercapainya keberlanjutan sumber daya, demi keberlanjutan bersama.