Berangkat dengan semangat memelihara sumber daya perikanan demi keberlanjutan usahanya, PT Cassanatama Naturindo bergabung menjadi anggota Seafood Savers setelah melalui tahapan penilaian, perbaikan dan perencanaan. Hal ini juga didukung oleh meningkatnya kesadaran pasar tujuan perusahaan yang semakin menginginkan produk olahan perikanan yang dihasilkan dengan cara bertanggung jawab.
Dengan bergabungnya di Seafood Savers, PT Cassanatama Naturindo sepakat untuk menjalankan serangkaian aktivitas perbaikan perikanan untuk komoditas udang tangkap alam. Program perbaikan ini mencakup berbagai aktivitas yang bersifat esensial dalam menopang keberlanjutan sumber daya perikanan dalam rantai suplai bisnisnya. Pengumpulan data, pemenuhan persyaratan legalitas yang berlaku di lokasi usaha, serta perbaikan tata kelola merupakan bagian yang terdapat di dalamnya. Setiap langkah perbaikan ini terangkum dalam dokumen Rencana Kerja Program Perbaikan Perikanan (Fisheries Improvement Program - FIP) yang disusun oleh Tim Perikanan WWF-Indonesia bersama PT Cassanatama Naturindo. Program tersebut akan dilangsungkan di WPP 712 – Pati & Demak, Jawa Tengah selama lima tahun kedepan.
Dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan, WWF-Indonesia akan secara rutin melakukan pendampingan serta penilaian untuk memperbaiki aktivitas perikanan yang berlangsung pada area tersebut. Aktivitas perbaikan tersebut mengacu pada standar internasional perikanan berkelanjutan yang dikembangkan oleh Marine Stewardship Council (MSC), sertifikasi pihak ketiga untuk perikanan berkelanjutan. Tiga prinsip yang menjadi landasan utama MSC adalah keberlangsungan stok, dampak minimal terhadap ekosistem dan manajemen perikanan yang baik.
PT Cassanatama Naturindo merupakan produsen makanan kecil tradisional Indonesia seperti kerupuk udang dan kerupuk ikan. Perusahaan ini telah mengekspor hasil produksinya ke beberapa negara di Eropa khususnya Belanda, Belgia dan Inggris. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1994 dan berkantor pusat di Semarang ini mendaftarkan komoditas Metapenaeus Monoceros, Metapenaeus Indicus dan Penaeus Indicus dan memulai proses implementasi FIP menuju sertifikasi MSC.