Produksi perikanan budi daya udang di Indonesia dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menargetkan pertumbuhan jumlah produksi udang sebesar 786.000 ton. Angka ini terdiri dari udang vannamei sebanyak 518.600 ton, udang windu 189.700 ton, dan jenis udang lain sebesar 77.600 ton.
Dengan adanya indikasi kenaikan volume produksi udang di Indonesia, maka kecenderungan atas persaingan bisnis akan semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saing komoditas udang vannamei, PT. Bumi Menara Internusa (BMI) menggandeng Seafood Savers dan memulai proses produksi yang bertanggung jawab dengan memerhatikan aspek lingkungan dan kesehatan ekosistem.
Direktur Penjualan dan Pemasaran PT. Bumi Menara Internusa Aris Utama mengatakan, “Industri perikanan dan pengolahannya harus dijalankan seiring dengan tanggung jawab para pelaku usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan dan keberlanjutan industri ini.”
Berangkat dengan semangat tersebut, BMI menandatangani Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama dengan WWF-Indonesia pada tanggal 25 Oktober 2016, di Jakarta. “Dengan menjalin kerja sama dengan WWF-Indonesia melalui Inisiatif Seafood Savers, BMI berkomitmen untuk mendukung perbaikan praktik perikanan berkelanjutan di Indonesia,” tambahnya.
Direktur Program Coral Triangle WWF Indonesia Wawan Ridwan mengatakan, “Dengan proyeksi peningkatan penduduk yang semakin tinggi, serta meningkatnya kesadaran konsumen akan produk perikanan yang diproduksi secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, maka perusahaan harus berinovasi dengan menyediakan produk sesuai kebutuhan pasar yang dibuktikan dengan pemenuhan standar serta sertifikasi dari pasar.”
Dengan bergabungnya BMI sebagai anggota Seafood Savers, WWF-Indonesia akan mendukung pengelolaan perikanan budi daya yang berkelanjutan dengan berlandaskan Rencana Kerja Program Perbaikan Budi Daya (Aquaculture Improvement Program - AIP). Rencana kerja tersebut disusun oleh Tim Perikanan Budi Daya WWF-Indonesia dan mengacu pada standar Aquaculture Stewardship Council (ASC) untuk diterapkan pada unit budi daya udang vannamei yang berada di Probolinggo, Jawa Timur.
BMI merupakan eksportir produk perikanan dengan pasar utama yang berada di Eropa dan Amerika Serikat. Perusahaan yang berkantor pusat di Surabaya ini, memiliki visi untuk menjadi pengolah produk perikanan yang dapat melampaui standar tertinggi dalam hal keamanan pangan, keberlanjutan dan kualitas. Sejalan dengan komitmen tersebut, WWF-Indonesia dan BMI akan bahu-membahu dalam perbaikan praktik budi daya menuju sertifikasi ASC demi terjaganya kelestarian alam dan meningkatkan daya saing komoditas udang Indonesia di pasar global.