Setelah resmi menjadi anggota Seafood Savers pada tahun 2015, PT MMA bersama pembudidaya yang diajukan menuju sertifikasi ASC (Aquaculture Stewardship Council) telah melakukan berbagai kegiatan perbaikan budidaya perikanan sesuai standar ASC-shrimp. Selama proses perbaikan tersebut, PT MMA dan pembudidaya mendapatkan dukungan penuh dari WWF-Indonesia melalui program yang diinisiasi oleh Seafood Savers sebagai wujud komitmen bersama untuk memperbaiki perikanan budidaya, khususnya di wilayah Kalimantan Utara.
Dengan dukungan teknis dari WWF-Indonesia, kegiatan perbaikan tidak hanya dilakukan secara fisik di tambak, namun juga pemenuhan persyaratan administratif budidaya udang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, pemenuhan aspek sosial dan lingkungan. Secara teknis, WWF-Indonesia membantu PT MMA dan pembudidaya untuk melakukan perbaikan dalam pengelolaan kualitas air, penyediaan benur yang berkualitas baik, dan pencegahan penyakit.
Menyadari pentingnya aspek lain selain hal teknis, maka WWF-Indonesia mendorong PT MMA dan pembudidaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan sekitar tambak serta menjaga kelestariannya dengan melakukan rehabilitasi mangrove, mencegah perburuan hewan dilindungi, serta mencatat semua aktivitas yang berhubungan dengan penggunaan bahan-bahan yang digunakan dan bisa mencemari lingkungan. Tidak hanya itu, WWF-Indonesia juga mendorong agar PT MMA memperbaiki permasalahan sosial di tambak, yaitu dengan memberikan rasa nyaman bagi para pekerja tambak (memberikan kontrak tertulis serta hak bagi hasil yang adil, membangun rumah tinggal yang nyaman, memberikan jaminan kesehatan dan kecelakaan kerja dll).
Selain dukungan dari WWF-Indonesia, PT MMA juga mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Tarakan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan. Dukungan tersebut antara lain pengadaan fasilitas pengujian penyakit pada udang yang diberikan secara gratis, pemberian peralatan monitoring kualitas air, serta beberapa pelatihan tentang cara budidaya udang yang lebih bertanggung jawab kepada pembudidaya. Tak hanya itu, dengan harapan akan semakin banyak tambak udang windu di Kaltara yang dapat diajukan menuju sertifikasi ekolabel, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara memasukkan isu tentang legalitas tentang tambak udang kedalam dokumen RTRW Provinsi Kaltara yang saat ini masih dalam proses penyelesaian.
Dari sisi pembudidaya, Rusli dan Dahari, dua orang pembudidaya yang diajukan oleh PT MMA menuju ASC menyatakan senang mendapat kepercayaan dari PT MMA. Pemilik tambak tersebut bersama para karyawannya sangat antusias dalam melakukan perbaikan ditambak yang mereka kelola. Bahkan, dalam berbagai pelatihan tentang standar ASC-shrimp, para istri karyawan yang tinggal di tambak juga turut mengikuti pelatihan. Kondisi tersebut tentu saja sangat mendukung pemenuhan prinsip dalam standar ASC khususnya tentang buruh dan sosial.
Sebagai ujung dari kegiatan perbaikan yang sudah dilakukan lebih dari 2 tahun tersebut, pada bulan Februari 2017 PT MMA telah mengajukan aplikasi sertifikasi ASC-shrimp ke salah satu Certification Agency Body (CAB). Dengan demikian, PT MMA menjadi perusahaan pertama yang mengajukan sertifikasi ASC-Shrimp untuk komoditas udang windu tradisional dalam skala kecil di Indonesia.
Harapan Vice President PT MMA, Shih Ho Chen, sertifikasi yang diajukan tersebut bisa menjadi bukti bahwa kerja sama yang baik antara perusahaan, pembudidaya, NGO dan pemerintah mampu menghasilkan sisi positif bagi perikanan di Indonesia. Dia pun merasa optimis dengan kerjasama yang diinisiasi oleh Seafood Savers dan WWF-Indonesia untuk menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memperbaiki kondisi perikanan budidaya di Kalimantan Utara. Hingga saat ini, PT MMA bertekad untuk terus berada dalam lingkup kerja sama tersebut serta meningkatkan kemitraan dengan pembudidayanya untuk menambah cakupan sertifikasi ASC-shrimp di wilayah Kalimantan Utara.
[caption id="attachment_1705" align="alignnone" width="3264"] WWF-Indonesia/Usmawati Anggita Sakti[/caption]
“Kami berharap sinergi yang baik antara Seafood Savers, WWF Indonesia dan perusahaan ini terus berlanjut demi membawa Tarakan black tiger yang berkualitas dan ramah lingkungan, serta dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.” ungkap Shih Ho Chen, Vice President PT MMA.