Aktivitas penangkapan olahan laut atau yang kerap disebut seafood merupakan salah satu hal penting dalam pemanfaatan sumber daya laut. Semakin tinggi permintaan seafood, maka produsen akan semakin gencar memproduksi. Gencarnya produksi sudah selayaknya didampingi dengan kesadaran untuk memanfaatkan sumber daya laut secara bertanggung jawab dengan mempertimbangkan aspek kelestariannya. Kesadaran inilah yang mendorong PT. Kemilau Bintang Timur atau PT. KBT untuk bergabung dalam program perbaikan perikanan Seafood Savers WWF-Indonesia.
Berangkat dari prinsip “Conserve the health of ocean ecosystems, Ensure responsible labor practices, Improve traceability and transparency and Support the long-term viability of the seafood industry” PT. Kemilau Bintang Timur bersama Seafood Savers melakukan program perbaikan perikanan Fisheries Improvement Program (FIP). Keterlibatan PT. KBT dalam keanggotaan Seafood Savers, dikembangkan dengan mendaftarkan salah satu produk unggulannya, yaitu kepiting rajungan (Portunus pelagicus) sebagai persiapan menuju sertifikasi ekolabel Marine Stewardship Council (MSC).
Setelah melewati beberapa tahapan aplikasi keanggotaan, sampailah PT. KBT pada tahap Penandatangan Memorandum of Understanding dan Perjanjian Kerja Sama Anggota Seafood Savers di Jakarta, 3 April 2017 lalu. Tujuan dari tahapan ini adalah memberikan dasar hukum bagi kedua belah pihak terkait kerja sama dalam mekanisme perbaikan perikanan yang disusun Seafood Savers menggunakan MSC Fisheries Standard 2.0. Dengan ini pula, maka PT. KBT menjadi perusahaan pertama anggota Seafood Savers yang mendaftarkan rajungan sebagai komoditasnya. PT. KBT yang saat itu hadir bersama salah satu perusahaan pembeli produknya, mengungkapkan menyambut baik kerja sama bagi keberlanjutan sumber daya ikan di Indonesia.
“Ini merupakan sebuah langkah nyata demi tercapainya perikanan yang berkelanjutan di Indonesia. PT. KBT merupakan salah satu sumber produk seafood perusahaan saya. Sepertinya saya akan mengajak produsen lain dalam program perbaikan ini.” ungkap Chris Homgren, direktur utama dari Harbour Seafood yang merupakan salah satu company buyer PT. KBT. (kutipan diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia).
Sesuai dengan masa berlaku keanggotaan Seafood Savers, maka PT. KBT bersama dengan WWF-Indonesia akan menjalani program perbaikan perikanan selama 5 tahun. Perbaikan akan mencakup berbagai aspek yang ada dalam aktivitas produksi olahan rajungannya. Mulai dari menjaga keberlanjutan stok perikanan rajungan di alam, meminimalkan dampak perikanan terhadap habitat dan ekosistem, serta meningkatkan kepatuhan praktik perikanan terhadap peraturan yang berlaku di tingkat daerah, nasional, dan internasional.
Dalam 5 tahun, diharapkan berbagai improvement program akan berjalan sesuai dengan rancangan kerja yang telah dibuat. Bersama Seafood Savers dan WWF-Indonesia, kontribusi PT. KBT dalam keberlanjutan rajungan menuju serfikasi MSC akan terwujud.
PT. KBT merupakan perusahaan yang bergerak dalam bisnis pengolahan berbagai jenis seafood, diantaranya adalah produk frozen fish, cumi-cumi dan pengawetan daging kepiting. Perusahaan ini mendapatkan produknya dari armada nelayan di perairan Jepara untuk memenuhi pangsa pasar mereka, yaitu Amerika Serikat. Perusahaan dengan kantor pusat di Makassar dan Cirebon ini telah memiliki komitmen untuk tidak hanya menyediakan seafood terbaik bagi pelanggan, tetapi juga kelestarian terhadap sumber daya perikanan. Hal ini bisa dilihat dari komitmen perusahaan untuk menjunjung prinsip tracebility pada produk seafood yang dipasarkan. Dengan tujuan untuk mengetahui asal usul ikan yang dikonsumsi, KBT menjamin keselamatan pelanggan dengan mampu mengidentifikasi setiap produknya.