Langkah positif bagi pengelolaan aktivitas perikanan telah diambil pemerintah melalui PERMEN KP No. 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela dan Pukat Tarik. Peraturan ini dipandang memberikan pengaruh yang baik pada keberlangsungan sumber daya udang di Indonesia. Namun, pengelolaan perikanan udang tidak cukup jika hanya dipandang dari salah satu aspek saja, beberapa hal lain seperti penyediaan data juga penting. Dalam elemen pengelolaan perikanan, ketersediaan data merupakan dasar dalam penentuan kebijakan perikanan. Akan tetapi, tidak semua stakeholder terkait menyadari pentingnya ketersediaan data tangkapan.
Seafood Savers sebagai inisiasi WWF-Indonesia menuju perikanan berkelanjutan di Indonesia mendukung setiap aspek yang mendukung perbaikan perikanan, termasuk pengadaan data tangkapan oleh nelayan. Oleh sebab itu, melalui Fisheries Improvement Program (FIP) atau program perbaikan perikanan tangkap Seafood Savers mendorong perusahaan anggotanya untuk melakukan pencatatan data produksi dan biologi. Pencatatan data dilakukan untuk menjawab adanya kebutuhan mengetahui status stok perikanan dan mengetahui trend produksinya. Salah satu perusahaan anggota Seafood Savers yang sudah aktif melakukan pencatatan adalah PT. Cassanatama Naturindo.
Berbasis di Semarang, PT. Cassanatama Naturindo bergerak di bidang produksi kerupuk udang dan memiliki dua lokasi supplier telah melakukan sosialisasi pentingnya pencatatan data produksi kepada kelompok nelayan dampingannya, yaitu Sinar Bahari (Moro Demak) dan Manunggal Kasih (Banyutowo). Bersama dengan tim Seafood Savers WWF-Indonesia, perusahaan melakukan sosialisasi cara pengisian form pencatatan hasil tangkapan. Data dari perusahaan telah masuk mulai dari bulan Februari 2017 dan saat ini sedang dianalisis oleh tim Fisheries Science WWF-Indonesia.
“Beberapa hari lalu, ada sidak dari pihak Pelabuhan Wedung kepada nelayan kita (Kelompok Sinar bahari, Moro Demak) terkait dengan kesesuaian alat tangkap. Pihak Pelabuhan menyatakan alat tangkap sudah sesuai dan kaget karena nelayan sudah melakukan pencatatan via logbook padahal belum ada sosialisasi dari pelabuhan”, ujar Ardhley Khoe, Direktur Pemasaran PT. Cassanatama Naturindo saat ditemui dalam acara Seafood Savers Annual Meeting di Surabaya. Ardhley melanjutkan, bahwa saat ini anggota kelompok juga sudah memiliki identitas jelas berupa kaos anggota kelompok untuk Manunggal Kasih dan jaket untuk Kelompok Sinar Bahari.
Penyediaan data melalui proses pencatatan mandiri oleh nelayan terkadang dianggap hal yang sepele, bahkan cenderung diabaikan. Pencatatan yang dilakukan Sinar Bahari dan Manunggal Kasih tentunya telah menunjukkan adanya usaha lebih dari nelayan dalam melakukan praktik perbaikan perikanannya. Dengan kata lain, ketersediaan data tangkapan via logbook oleh nelayan ini merupakan sebuah langkah nyata kemajuan proses perbaikan aktivitas penangkapan udang PT. Cassanatama Naturindo. PT. Cassanatama Naturindo bersama dua kelompok nelayan dampingannya ini memang patut diapresiasi. Sekaligus sebagai motivasi bagi kelompok nelayan Sinar Bahari dan Manunggal Kasih untuk mewujudkan praktik perikanan yang lebih baik lagi ke depannya.