Tuna Management Workshop ini diselenggarakan untuk kali kelima, dan merupakan bagian dari upaya Areas Beyond National Jurisdiction (ABNJ) Tuna Project, yang diimplementasikan bersama oleh Ocean Outcomes (O2) dan WWF.
Common Oceans ABNJ Tuna Project adalah sebuah upaya untuk menjaga keberlanjutan tuna di tingkat global yang didanai oleh Global Environment Facility (GEF) dengan dukungan dari Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). WWF sendiri memimpin pelaksanaan sejumlah capaian ABNJ Tuna Project, termasuk dalam kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan adopsi harvest strategy oleh Regional Fisheries Management Organisations (RFMOs).
“Mengelola perikanan, adalah mengelola masyarakat,” ungkap Saut Tampubolon, Kepala Sub Direktorat Laut Zona Ekonomi Eksklusif, Direktorat Pengelolaan Sumberdaya Ikan (Deputy Director, Fishery Resource Management), Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.
“Menjaga stok ikan melalui harvest strategy, artinya kita mengatur kebiasaan dan perilaku masyarakat untuk berkomitmen pada aturan pengelolaan yang telah disepakati, tentunya untuk mencapai tujuan bersama – menjaga perikanan berkelanjutan hingga masa depan,” imbuh ia. Bergabung dengan WCPFC sejak 2013, Indonesia kini tengah menyiapkan harvest strategy untuk yellowfin dan skipjack tuna yang akan dimulai pada Januari 2018.
“Mengelola perikanan tuna bersama-sama seluruh stakeholders dengan harvest strategy, bisa diibaratkan liburan keluarga,” ujar Jim Ianelli (Common Oceans ABNJ Tuna Project) dalam presentasinya. “Kita sama-sama tidak menginginkan adanya kecelakaan – seperti halnya tidak ingin populasi tuna hancur karena overfishing. Kita harus menentukan tujuan “liburan” bersama, dan berkompromi untuk tujuan yang bukan favorit siapa-siapa, tetapi semua orang mau ke sana,” katanya lagi, menekankan pada pentingnya sebuah tujuan bersama: di titik mana perikanan tuna kita harapkan berada?
“Barulah, kita tentukan cara mencapainya. Seperti halnya liburan, dalam harvest strategy kita membutuhkan peta dan kompas, lewat prosedur yang disetujui bersama,” tambahnya kemudian.
Lokakarya ini telah menjadi peta dan kompas yang mendukung terwujudnya pengelolaan tuna yang lebih baik di Samudera Pasifik. Tinggal pada nakhkodanya, negara-negara peserta yang datang dari jauh ke Indonesia, tentunya bukan kembali dengan sia-sia.