Satu perusahaan dampingan WWF-Indonesia kembali berhasil meraih sertifikasi ekolabel perikanan Aquaculture Stewardship Council (ASC) untuk komoditas udang vannamei (Litopenaus vannamei). Awal Maret 2018, ASC merilis sertifikat untuk unit budi daya PT Tiwandi Sempana yang merupakan penyuplai PT Bumi Menara Internusa. PT Bumi Menara Internusa atau biasa disingkat dengan PT BMI merupakan perusahaan yang memproduksi makanan laut mulai dari produk udang dan kepiting segar hingga berbagai jenis seafood di Jawa Timur. Dengan keluarnya sertifikasi ini, maka PT Tiwandi Sempana bersama PT Bumi Menara Internusa telah mendapatkan pengakuan secara internasional terkait komitmennya untuk melakukan dan mendukung praktik budi daya udang yang bertanggung jawab.
[caption id="attachment_2743" align="alignnone" width="1279"] Hasil Panen Udang Vanamei PT Tiwandi Sempana. ©Wahju Subachri/WWF-Indonesia[/caption]PT Tiwandi Sempana memperoleh sertifikasi untuk 204 ton/tahun udang Vanamei yang terdaftar di Dusun Melati, Desa Pesisir, Kecamatan Sumber Asih, Probolinggo, Jawa Timur dengan luas 9 Ha dan jumlah total 17 kolam. Dalam praktik budi dayanya, PT Tiwandi Sempana menggunakan metode budi daya intensif dengan pemberian pakan tambahan (buatan) dan kincir sebagai aerator lahan.
Masuk dalam program Seafood Savers pada Oktober 2016, proses kegiatan budi daya PT Tiwandi Sempana sebagai penyuplai PT BMI telah menjalani perbaikan atau Aquaculture Improvement Program (AIP) selama satu setengah tahun hingga akhirnya mencapai sertifikasi untuk unit lokasinya. Aktivitas perbaikan terkait budi daya & lingkungan meliputi rehabilitasi ekosistem sekitar, metode budi daya yang tidak membahayakan keanekaragaman hayati, ketelurusan benih, ketelusuran sumber bahan baku pakan, perlakuan limbah, sampah dan pembuangan sedimen dan penggunaan air dan energi. Selain itu, berbagai kegiatan terkait tanggung jawab sosial dilakukan dengan melakukan perbaikan sistem pengelolaan karyawan, sedangkan tanggung jawab terhadap masyarakat dilakukan melalui pencegahan terjadinya konflik sosial dan peningkatan interaksi dengan masyarakat.
“Tambak yang diajukan untuk mendapatkan sertifikasi ASC merupakan tambak intensif vannamei, yang telah mendapatkan sertifikasi budi daya lainnya. Pembenahan yang telah dilakukan tidak banyak, dan lebih mengarah pada kegiatan yang menunjukkan tanggung jawab lingkungan dan tanggung jawab sosial lahan dan operasional budi daya udang yang dijalankan. Penanaman mangrove dilakukan disepanjang tepi pantai sejumlah total 4.5 Ha,” ungkap Wahju Subachri, Senior Aquaculture Officer WWF-Indonesia.
Pencapaian ini membuktikan bahwa tambak lokal mampu memenuhi standar internasional budi daya udang vannamei yang keberlanjutan dalam aspek lingkungan dan sosial budaya. Budi daya udang yang telah memperoleh ASC diharapkan akan berkontribusi pada pengembangan sektor akuakultur yang berkelanjutan. Hal ini juga didukung komitmen perusahaan dengan berlakunya sertifikasi untuk mendukung praktik budi daya yang baik demi menjaga standar keamanan pangan, kualitas dan tentunya keberlanjutan.
“Selamat kepada PT BMI dan PT Tiwandi atas pencapaian sertifikasi ASC untuk unit budi daya yang didaftarkan. Kami tegaskan kembali bahwa ASC diberikan hanya terhadap unit budi daya ini saja, bukan seluruh penyuplai perusahaan ini. Untuk selanjutnya kami harapkan agar rehabilitasi ekosistem yang telah dilakukan dapat terus dijaga dan dikelola dengan baik, serta kedua perusahaan dapat meningkatkan performa lingkungannya. Komitmen lingkungan tidak dapat ditunjukkan apabila disatu sisi perusahaan memperbaiki lingkungan, namun disisi lainnya masih merusak lingkungan,” Cut Desyana, National Aquaculture Coordinator WWF-Indonesia.